Rabu, 10 Maret 2010

Geliat Musik Klasik di Indonesia

Musik klasik mempunyai tempatnya tersendiri dikalangan penggemar musik. Beberapa kalangan mengatakan bahwa musik klasik adalah musiknya kalangan elit. Tidak sedikit pula yang mengakui secara jujur bahwa tidak mudah untuk dapat turut menikmati musik klasik. Harus diakui bahwa musik klasik adalah jenis musik yang berkelas, musik "orang gedongan", musik yang tanpa belajar pasti akan mustahil atau sulit untuk dapat memainkannya.

Namun disisi lain, ternyata ada beberapa kalangan yang juga menyatakan bahwa apabila seorang anak kecil biasa mendengarkan musik klasik, maka kecerdasan si anak anak tersebut akan terasah. Satu hasil penelitian tentang ini yang paling populer adalah penelitian mengenai Mozart Effect. Disamping itu, sudah banyak pula yang mengatakan bahwa dengan mendengarkan musik klasik, maka ketenangan pikiran akan diperoleh (penawar stress). Lebih dari itu, musik klasik juga dipercayai mampu mengembangkan cita rasa estetika seseorang, menajamkan kemampuan seseorang untuk menikmati keindahan.

Walau mampu memberikan manfaat sedemikian besar, musik klasik tetap tidak mudah dinikmati di pasaran layaknya jenis musik lain. Rekamannya masih jarang ditemukan. Bahkan mendengarkannya lewat media siar pun sulit, karena hanya segelintir pemancar radio yang secara rutin memutar jenis musik klasik. Apalagi televisi yang enggan menyiarkan pertunjukan musik klasik karena jumlah penikmatnya yang memang sedikit.

Sebenarnya, sejak lama sudah banyak upaya untuk memasyarakatkan musik klasik. Presiden Republik Indonesia yang pertama, Bung Karno, di tahun 1950-an selalu memerintahkan untuk memutar musik klasik di kebon raya Bogor pada setiap hari minggu dan hari libur, saat masyarakat luas berkunjung menikmati keindahan dan kebersihan Kebon Raya Bogor waktu itu. Lagu seperti The Blue Danube dari Johann Strauss selalu berkumandang di hari minggu atau hari libur melalui pengeras suara di kebon raya Bogor. Sampai sekarang, apabila saya melewati Kebon Raya Bogor, sayup-sayup terngiang kembali lagu The Blue Danube yang indah itu.

Pemasyarakatan musik klasik di Indonesia sebenarnya sudah pernah dilakukan. Addie MS, konduktor kondang, dengan Twilight Orchestranya, sadar benar akan pentingnya pengenalan musik klasik untuk masyarakat. Karena itu beliau pernah memperkenalkan musik klasik kepada anak-anak sekolah dan para pengemar musik dari berbagai segmen masyarakat. Ini adalah sebuah upaya yang patut dihargai. Namun harus diakui upaya tersebut menghadapi rintangan yang sangat besar. Jumlah musisi klasik di tanah air yang masih terbatas jumlahnya dan minimnya sokongan dana yang memadai memupuskan harapan agar upaya tersebut dapat berbuah dengan cepat. Ditambah lagi dengan kecilnya antusiasme berbagai elemen masyarakat dalam "membumikan" musik klasik yang terhimpit daya saingnya terhadap genre-genre musik lain.

Kapan kita bisa mendapatkan manfaat maksimal dari musik klasik? Jawabannya hanya ada pada kesadaran masyarakat pada manfaat musik klasik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih karena antusiasmenya untuk aktif di blog ini. Komentar nanti akan dimoderasi secepatnya. Taut balik boleh saja, asalkan relevan dengan isi blog. Salam!