Jumat, 23 Juli 2010

Tips Membeli Gitar Klasik

Dalam membeli gitar, ada tiga pertanyaan yang harus kita jawab terlebih dahulu. Pertanyaan  pertama yang harus dijawab adalah: Musik apa yang akan kita mainkan dengan gitar ini? Permainan gitar dibagi menjadi 5 zaman, yaitu Renaissance, Baroque, romantik, klasik, dan modern. Kelima zaman ini membutuhkan jenis gitar yang berbeda-beda. Pertanyaan kedua adalah: Di mana gitar ini akan dimainkan? Konser kecil (kamar) dan konser besar membutuhkan gitar yang berbeda, karena suara satu gitar bisa dengan mudah tertutup oleh suara 4 instrumen string dalam suatu konser besar. Pertanyaan ketiga yang harus dijawab adalah: Warna suara apa yang kita inginkan? Seperti halnya instrumen gesek, gitar punya kategorisasi warna suara, yaitu low, middle, atau treble. Ketiga jawaban diperlukan untuk bisa memutuskan gitar jenis apa yang harus kita beli. Setelah memutuskan jenisnya, baru kita beranjak ke tahap seleksi yang lebih teknis.

Jenis kayu punya pengaruh pada suara, terutama di sustain. Sustain adalah lamanya nada berbunyi dalam satu kali petik. Semakin panjang semakin baik. Untuk menghasilkan sustain yang baik, gitar harus dibuat dari kayu asli dengan serat yang lurus, bukan kayu press. Cara mengetahuinya adalah dengan memperhatikan bagian dalam hole di mana kayu tidak dicat. Sebisa mungkin perhatikan seluruh body gitar. Jangan memilih gitar yang ada mata kayunya, karena seratnya pasti tidak lurus, dan otomatis sustainnya pasti pendek.

Setelah yakin kayunya asli dan berserat lurus, kita bisa memeriksa fretboard dan neck. Neck bisa saja melintir atau melengkung, dan fretboard bisa saja tidak rata. Kedua kekurangan ini bisa membuat suara yang dihasilkan fals.

Setelah memeriksa neck, periksalah jarak antara bridge nut ke fret 12, dan nut ke fret 12. Jarak keduanya harus sama, kalau tidak nada yang dimainkan pasti akan fals, terutama di permainan di sekitar fret 12. Bila telinga kita sudah peka dengan nada, untuk memeriksanya kita cukup memainkan nada-nada di sekitar fret 12.

Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah jarak antara senar ke permukaan fretboard. Aspek ini sebenarnya relatif dengan kenyamanan. Gitar-gitar untuk permainan rock biasanya punya jarak yang kecil, karena gaya musik rock menuntut permainan melodi yang cepat. Untuk gitar klasik, jarak standar antara senar ke fretboard adalah sekitar 5 mm. Kalau rentang senar dengan fretboard terlalu jauh, jari kita perlu menekan lebih dalam. Selain jari jadi sakit, timing kita pada saat dituntut cepat pun akan terganggu.

Yang terakhir kita periksa adalah hal-hal kecil seperti kemulusan body, apa tuning peg masih lancar, atau adakah bagian-bagian metal dari gitar yang sudah berkarat. Setelah semuanya sudah sesuai kebutuhan dan memenuhi kriteria-kriteria di atas, maka kita sudah mendapatkan gitar yang tepat untuk dibeli.

Selasa, 20 Juli 2010

Musik dan Pertumbuhan Otak

Musik telah terbukti mempunyai pengaruh positif dalam perkembangan intelegensia. Beberapa di antaranya adalah pada perkembangan kognisi, kemampuan verbal, dan kecerdasan emosional (EQ).
Musik dan Kognisi
Penelitian di Kanada pada tahun 2006 menemukan bahwa siswa-siswa yang berlatih musik mempunyai IQ yang lebih tinggi, terutama pada aspek literasi, visiospasial, daya ingat verbal, dan matematika. Profesor Laurel Trainor dari Universitas McMaster mengatakan bahwa dalam setahun perkembangan siswa yang berlatih musik dan yang tidak berbeda sangat jauh. Perubahan ini berhubungan dengan kemampuan kognitif mereka yang berlatih musik.
Musik dan Kemampuan Verbal
Percaya tidak percaya, musik ternyata juga bisa mengasah kemampuan verbal. Riset di Northwestern University (2007) berkesimpulan bahwa latihan musik berhubungan secara tidak langsung dengan keterampilan verbal. Mereka bahkan mengusulkan kalau pelatihan dengan musik lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan verbal daripada Phonics.
Keterlibatan indera-indera yang digunakan dalam berlatih musik ternyata mengasah kemampuan-kemampuan komunikasi yang sama dengan yang dibutuhkan untuk bicara dan membaca. Sambil berlatih, musisi mengasah sistem syaraf yang khusus memproses informasi dari pengelihatan, suara, musik, dan wicara. Berlatih musik berarti mengasah sistem syaraf untuk memproses pengelihatan & suara, serta musik & wicara, yang mana berarti berlatih musik sejak dini bisa membantu perkembangan literasi anak.
Musik dan Kecerdasan Emosional (EQ)
Musik juga ternyata mampu melatih kecerdasan emosi (EQ) kita. Penelitian terakhir (2009) menemukan bahwa musisi punya kepekaan lebih terhadap unsur emosi dari suatu suara. Kemampuan ini merupakan hasil dari pengasahan kepekaan terhadap penanda-penanda emosional dan pemahaman intuitif terhadap konteks sekitar, dua hal yang sangat penting dalam kecerdasan emosional seseorang. Dengan kata lain, berlatih musik bisa mengasah persepsi seseorang tentang medan emosional di sekitarnya, dan melatih fleksibilitasnya dalam berhubungan antar pribadi.
Besar pengaruh musik terhadap kemampuan otak seseorang memang sudah terlalu nyata untuk diragukan, bahkan sebaiknya setiap anak tumbuh dengan musik sejak dini agar manfaat maksimal bisa diperoleh.

Kamis, 08 Juli 2010

Musikmu, Kepribadianmu

Kalau pernah dengar pepatah “You are what you wear”, maka sekarang sebuah penelitian mengenai hubungan musik dan kepribadian telah melahirkan pepatah baru; You are what you hear. Adrian North dari Universitas Heriot-Watt, Edinburgh, Inggris, melakukan penelitian dengan sampel lebih dari 36000 orang dari kurang lebih 60 negara, dan menemukan beberapa kecenderungan karakter pada penggemar-penggemar musik dari berbagai genre. North adalah pakar dalam bidang psikologi musik dan sudah melakukan berbagai riset tentang masyarakat dan musik, terutama dalam relasi antara budaya musik pop dengan perilaku menyimpang pada remaja, musik, dan perilaku konsumen. Musik dari genre apa yang kamu suka? Lihat sendiri hasilnya di bawah ini! Apa hasil penelitian ini sesuai dengan karakter kamu?

Blues
Kreatif, suka bermain, lembut, mempunyai harga diri yang tinggi, dan tenang orangnya.

Jazz
Memiliki harga diri yang tinggi, kreatif, suka bermain, dan tenang orangnya.

Classic
Mempunyai harga diri yang tinggi, kreatif, tetutup, dan tenang orangnya

Rap
Memiliki harga diri yang tinggi dan suka bermain

Opera
Memiliki harga diri yang tinggi, kreatif, dan lembut orangnya

Musik Country dan Western
Suka bekerja keras sekaligus bermain

Reggae
Mempunyai harga diri yang tinggi, kreatif, bukan pekerja keras, suka bermain, lembut, dan tenang orangnya

Dance
Kreatif dan suka bermain, namun tidak lembut orangnya

Indie
Cenderung mempunyai harga diri yang rendah, kreatif, bukan pekerja keras, dan tidak lembut

Bollywood
Kreatif dan suka bermain

Rock/Heavy Metal
Mempunyai harga diri yang rendah, kreatif, bukan pekerja keras, kurang suka bermain, lembut dan tenang orangnya. North juga memberi catatan bahwa heavy metal dan klasik menarik orang dengan kepribadian yang hampir sama, namun berbeda dari segi umur. Yang muda lebih condong ke heavy metal, sedangkan yang tua ke klasik.

Chart Pop
Mempunyai harga diri yang tinggi, pekerja keras, suka bermain dan lembut orangnya, namun tidak terlalu kreatif dan tidak tenang orangnya

Soul
Mempunyai harga diri yang tinggi, kreatif, suka bermain, lembut, dan tenang orangnya

Sumber: psychcentral.com

Rabu, 07 Juli 2010

Musik, Bayi Prematur, dan Kekebalan Tubuh

Sebuah penelitian dari Universitas Tel Aviv menemukan bahwa bayi prematur yang terekspos komposisi musisi kenamaan abad 18, Wolfgang Amadeus Mozart, lebih cepat naik berat badannya dibandingkan dengan bayi prematur yang tidak.

Dr. Dror Mandel dan Dr. Ronit Lubetzky dari Tel aviv Medical Center menemukan bahwa bayi-bayi yang diperdengarkan musik Mozart dalam satu sesi 30 menit setiap harinya, menggunakan lebih sedikit energi daripada mereka yang tidak.

“Tidak begitu jelas bagaimana musik tersebut mempengaruhi mereka, tapi mereka jadi lebih tenang dan tidak cepat rewel,” ujar Dr. Mendel, salah satu pengajar di Universitas Tel Aviv.
Dalam penelitiannya Dr. Mandel dan Dr. Lubetzky bersama dengan tim mereka mengamati efek fisiologis dari musik Mozart yang diputar selama 30 menit pada bayi-bayi prematur. Setelah diperdengarkan, mereka mengukur tingkat penggunaan energi si bayi, dan membandingkannya dengan penggunaan energi sebelumnya. Hasilnya adalah, setelah diperdengarkan musik Mozart, bayi-bayi tersebut menggunakan lebih sedikit energi dari sebelumnya. Ini berarti kalori yang digunakan juga semakin sedikit, dan mendukung proses penambahan berat badan yang lebih baik.

Dalam kasus bayi prematur, salah satu prioritas dokter adalah mencari cara agar si bayi bisa mencapai berat badan yang sesuai secepatnya, karena di rumah sakit pun, bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya. Maka itu pencapaian berat badan tertentu sangat penting agar nantinya mereka bisa kebal terhadap masalah-masalah ini.

Terkait dengan ini, walaupun para peneliti tidak bisa menjelaskan sebab dari respon ini, Dr. Mandel mengajukan sebuah hippotesis bahwa melodi yang bersifat pengulangan pada musik Mozart mungkin mempengaruhi pusat organisasi dari cortex otak. Menurutnya, Beethoven, Bach, atau Bartok mungkin tidak merangsang respon serupa, karena musik Mozart lebih didominasi melodi-melodi yang sangat repetitif dibanding mereka. Namun, dia juga menambahkan bahwa ini hanya penjelasan dari aspek musik, sedangkan dari perspektif sains masih dibutuhkan penellitian lebih jauh untuk mendapat jawaban yang dibutuhkan.

Penelitian ini muncul sebagai temuan yang mengiringi beberapa penelitian mengenai bayi-bayi prematur seperti pencahayaan ruangan, yang sudah disadari berpengaruh pada kelangsungan bayi-bayi rapuh ini.

Sumber: www.sciencedaily.com

Selasa, 06 Juli 2010

Parent's Gathering 09.08.09










Jumat, 02 Juli 2010

Metamorfosis Pagelaran Orkestra


Mendengarkan musik klasik, ternyata juga merupakan masalah tersendiri. Banyak penggemar musik klasik mengatakan bahwa dalam mendengarkan pagelaran musik klasik, para penonton harus disiplin. Maksudnya adalah tidak boleh ngobrol, tidak bebas bertepuk tangan sebelum lagu usai, apalagi turut berdendang ria bila lagunya kebetulan sudah dikenal. Kekakuan ini mungkin juga yang menghambat musik klasik mendapat tempat dihati para penggemarnya. Namun ternyata dinamika musik klasik saat ini tengah memasuki fase perubahan besar. Salah satu pelopornya adalah seorang musisi bernama Andre Rieu, pemain biola yang mahir sekaligus Conductor dari Johann Strauss Orchestra.

Andre Leon Marie Nicolas Rieu dilahirkan di kota kecil di negeri Belanda pada tanggal 1 Oktober 1949. Ayahnya juga seorang kondutor, dan Andre Rieu sendiri mulai belajar bermain biola pada umur yang belum genap 5 tahun. Dia "memberontak" dari pakem pagelaran musik klasik pada umumnya. Pada setiap penampilannya, dia justru mengajak para penontonnya untuk berpartisipasi, turut berdansa saat dia memainkan lagu berirama waltz (pada pagelaran konsernya di Royal Albert Hall London , 2001). Ia mengajak penontonnya untuk turut bernyanyi, dan bahkan dalam salah satu konsernya ia pernah melantunkan lagunya dengan berkumur-kumur. Ia juga pernah mengajak penontonnya menari bersama, sementara grup musiknya memainkan lagu rakyat Irlandia bersama dengan seorang pemain biola kondang di Dublin (Dublin, 2003).Mengajak penonton berpartisipasi adalah kunci utama dari kepopuleran seorang Andre Rieu. Tidak itu saja, disela-sela pertunjukkannya Andre Rieu juga menghadirkan sesekali menyajikan lawakan segar dari beberapa pemainnya sebagai selingan. Bersama grup musiknya yang dibentuk pada tahun 1987 dengan nama Johann Strauss Orchestra, Andre Rieu kini sibuk melanglang buana untuk memenuhi permintaan para penggemarnya. Selama 7 tahun belakangan ini, jadwal orkestra beranggotakan sekitar 50 orang musisi ini sangat padat. Dia sudah tampil di Amerika Serikat, Jepang, Korea, Australia, dan hampir di seluruh negara di Eropa. Dia juga pernah meraih 2 buah World Music Award dan 8 kali meraih Platinum Music Award.

Andre Rieu menjadi begitu fenomenal berkat kepopulerannya, yang justru diperoleh dari pemberontakannya atas norma-norma yang selama ini lazim dianut para penggemar musik klasik. Dia memang tetap tampil dengan pakaian yang sangat rapih sebagaimana dikenakan oleh seorang musisi klasik, namun penampilannya ini disertai oleh bahasa tubuh serta penampilan, yang dalam ukuran-ukuran umum pegelaran musik klasik, adalah sangat urakan . Diluar dugaan, dengan penampilan yang seperti itu Andre Rieu memperoleh begitu banyak penggemar di seluruh dunia. Satu terobosan yang tadinya dianggap "nyeleneh", ternyata sangat berhasil dalam misinya membumikan musik klasik. Banyak para pengeritiknya mengatakan bahwa Andre Rieu yang seharusnya tampil dengan gaya yang melodramatis di panggung pagelaran musik klasik yang dibawakannya, akan tetapi dia justru tampil dengan gaya seorang “rock star”.

Terobosan Rieu bukan tidak dihujani oleh kritikan. Namun walau kritikan berdatangan, respon masyarakat berkata lain. Rieu sekarang kewalahan dengan begitu banyaknya permintaan tampil dari seluruh dunia. Penggemar musik saat ini sangat gandrung untuk menikmati musik klasik dari Johann Strauss Orchestra pimpinan Andre Rieu. Bulan Juli dan Agustus sampai dengan September 2008 jadwal nya penuh di kota-kota di Eropa antara lain Paris, Touluse, Berlin dan lain-lain. Nopember dan Desember 2008 yang lalu, Andre Rieu tampil dengan full concert tour di Australia, antara lain di Sydney, Melbourne, Perth dan Brisbane. Bahkan sampai 2010, kita bisa lihat sendiri dari Facebook Group bahwa Rieu dan orkestranya akan terus sibuk sampai Januari 2011.